JATENG.ORG, SUKOHARJO — Tim Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan program kerja Penerapan Adiwiyata melalui Pembuatan Ecobrick pada 04 Februari 2025 di MI Muhammadiyah Klaseman. Program penerapan adiwiyata ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Salah satu metode yang dilakukan yaitu melalui pembuatan ecobrick yang memanfaatkan sampah anorganik.
Muqid Rosida Purnanda, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS, selaku penanggung jawab program kerja ini mengatakan bahwa pembuatan ecobrick ini dapat membantu mengurangi sampah plastik, menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan, serta menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan ramah lingkungan.
Penerapan Adiwiyata melalui Pembuatan Ecobrick merupakan salah satu perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDGs ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan SDGs ke-13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim. Kegiatan ini dilaksanakan tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa MIM Klaseman mengenai pemanfaatan sampah menjadi ecobrick, tetapi juga memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Program kerja ini diawali dengan sosialisasi pembuatan ecobrick, kemudian dilanjutkan demonstrasi secara langsung. Proses pembuatan ecobrick ini diawali dengan pengumpulan sampah plastik dari berbagai sumber. Setelah itu, sampah plastik dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dipotong kecil-kecil agar lebih mudah dimasukkan ke dalam botol plastik.
Botol yang telah diisi plastik padat kemudian dipadatkan menggunakan alat sederhana untuk memastikan bahwa ecobrick yang dihasilkan memiliki kepadatan yang cukup sehingga kuat untuk digunakan sebagai bahan pembuatan rak buku. Pada proses demonstrasi, siswa dan siswi MIM Klaseman terlibat secara aktif dan sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan.
Selain praktik pembuatan ecobrick, mahasiswa KKN juga mengadakan sosialisasi mengenai bahaya sampah plastik bagi lingkungan serta cara membuat ecobrick dengan benar. Kegiatan ini melibatkan siswa secara aktif agar mereka dapat memahami serta menerapkan metode ini dalam kehidupan sehari-hari.
Program ecobrick ini merupakan langkah konkret dalam upaya mencapai SDGs dengan mendorong kesadaran akan pengelolaan sampah yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui fasilitas yang lebih memadai. Untuk kedepannya, diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan dan diperluas jangkauannya agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat luas, serta menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi solusi serupa dalam menangani permasalahan sampah plastik.
Diharapkan melalui kegiatan ini para siswa dan siswi MIM Klaseman mendapatkan pengalaman baru dan mereka dapat mengembangkan keterampilan teknis yang relevan dengan memanfaatkan sampah plastik. Selain itu, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah maupun di rumah.
Program ecobrick ini merupakan langkah konkret dalam upaya mencapai SDGs dengan mendorong kesadaran akan pengelolaan sampah yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui fasilitas yang lebih memadai. Dengan adanya partisipasi siswa dalam pengelolaan limbah anorganik, diharapkan kesadaran akan pentingnya lingkungan berkelanjutan semakin meningkat.
Selain itu, melalui hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ekosistem dan dunia pendidikan. Untuk kedepannya, diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan dan diperluas jangkauannya agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat luas, serta menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi solusi serupa dalam menangani permasalahan sampah plastik.