Mahasiswa KKN Tematik Undip Mengadakan Pelatihan Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) di Desa Tedunan

  • Bagikan
Mahasiswa KKN Undip ajarkan cara membuat PGPR dari akar putri malu.

JATENG.ORG, DEMAK – Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro Tahun 2025 memberikan pelatihan sekaligus contoh pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) menggunakan bahan baku akar putri malu dan beberapa bahan pendukung lainnya.

Kegiatan pelatihan dilakukan pada Jumat, 31 Januari 2025 yang dihadiri kelompok tani, kelompok ternak, kepala desa, dan perangkat Desa Tedunan di Kantor Balai Desa Tedunan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Program ini bertujuan untuk meminimalisasi penggunaan pupuk dan pestisida kimia untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.

PGPR sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimia dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara memperbaiki nutrisi, mengendalikan patogen, dan meningkatkan ketahanan tanaman.

Selain itu, program ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pendapatan desa yang mungkin dapat dikelola oleh kelompok tani.

“Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan memanfaatkan akar putri malu yang belum banyak dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berharga. PGPR yang dihasilkan dari akar putri malu ini mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tumbuh lebih sehat sehingga dapat membantu masyarakat desa untuk meningkatkan hasil panen secara alami,” terang Zevanya mahasiswa KKN Tematik Undip.

Adapun proses pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) melalui dua tahapan. Pertama, pembuatan biang PGPR, dengan cara merendam akar putri malu yang telah ditumbuk selama 3 x 24 jam.

Kedua, pembuatan PGPR setelah biang sudah selesai direndam. Bahan lainnya, yakni kapur sirih, terasi, gula pasir, dan dedak halus dicampur dan direbus kemudian didinginkan.

Setelah dingin, campuran bahan dicampur dengan air saringan biang PGPR lalu difermentasi selama 7 hari. Setelah itu, PGPR dapat digunakan dengan mencampurkannya dengan air terlebih dahulu.

Setelah pelaksanaan pelatihan ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya penggunaan bahan alami untuk menjaga lingkungan.

Masyarakat desa dapat menerapkannya secara nyata agar benar-benar dapat bermanfaat dan berdampak positif terhadap lingkungan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan dan meluas ke seluruh masyarakat sehingga pengetahuan mengenai pertanian berkelanjutan dapat semakin merata dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat.

Penulis: Zevanya Nadiva Kayla

Editor: Nur Ardi, Tim Jateng.org

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *