JATENG.ORG, SRAGEN – Sampah plastik merupakan salah satu limbah paling umum dan sulit terurai yang menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan. Di Desa Ngargosari, penggunaan kemasan plastik yang tidak ramah lingkungan masih menjadi kebiasaan sehari-hari, terutama di kalangan ibu rumah tangga sebagai pengguna utama.
Minimnya kesadaran dan kebijakan pengelolaan sampah plastik di desa ini menyebabkan praktik pembakaran sampah masih sering dilakukan, yang tentunya berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Program “Ecobrick: Pemantik (Pemanfaatan Limbah Plastik)” dirancang dengan tujuan utama untuk membangun kesadaran masyarakat Desa Ngargosari mengenai pentingnya pengelolaan sampah plastik secara efektif dan efisien.
Melalui edukasi dan praktik langsung, program ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa limbah plastik dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, seperti perabotan rumah tangga, yang sekaligus membantu meningkatkan perekonomian desa.
Program ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada tanggal 29 Juli 2024 dan 30 Juli 2024 dengan sasaran utama siswa-siswi kelas 5 SD 1 Ngargosari.
Hari pertama diawali dengan permainan interaktif yang dirancang untuk mengenalkan konsep dasar pengelolaan limbah sampah kepada para siswa. Melalui pendekatan yang menyenangkan dan edukatif, materi singkat mengenai pentingnya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) disampaikan untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang dampak negatif sampah plastik dan cara pengelolaannya yang benar.
Pada hari kedua, mahasiswa KKN memperkenalkan konsep Eco-Brick, sebuah metode pengolahan sampah plastik dengan cara memadatkannya ke dalam botol plastik sehingga menghasilkan bahan yang kokoh dan dapat digunakan sebagai fondasi pembuatan perabot.
Demonstrasi pembuatan Eco-Brick dilakukan secara langsung, diikuti dengan sesi praktik dimana para siswa berkesempatan untuk membuat Eco-Brick mereka sendiri dengan bimbingan dari para mahasiswa.
Setelah melalui proses pengumpulan dan pengolahan sampah plastik yang ada di Desa Ngargosari, produk Eco-Brick yang dihasilkan kemudian diserahkan kepada siswa-siswi dan kepala sekolah SD 1 Ngargosari pada tanggal 19 Agustus 2024.
Penyerahan ini tidak hanya simbolis, tetapi juga menandai komitmen bersama dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah plastik secara produktif. Produk Eco-Brick tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai perabot sekolah, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh komunitas pendidikan setempat.

Melalui program ini, diharapkan kesadaran masyarakat Desa Ngargosari terhadap pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan limbah sampah plastik dapat meningkat secara signifikan.
Edukasi yang diberikan kepada generasi muda diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa praktik pengolahan sampah yang lebih baik ke lingkungan keluarga dan masyarakat luas.
Selain itu, pemanfaatan limbah plastik menjadi produk bernilai ekonomis seperti perabotan rumah tangga dapat membuka peluang usaha baru yang berkontribusi positif terhadap peningkatan perekonomian desa.
Program “Ecobrick: Pemantik (Pemanfaatan Limbah Plastik)” membuktikan bahwa melalui edukasi dan kolaborasi yang tepat, permasalahan lingkungan seperti sampah plastik dapat diatasi dengan solusi kreatif dan berkelanjutan.
Mahasiswa TIM II KKN UNDIP berharap inisiatif ini dapat terus berkembang dan diadopsi oleh masyarakat luas, menjadikan Desa Ngargosari sebagai contoh sukses dalam pengelolaan limbah plastik yang inovatif dan ramah lingkungan.