JATENG.ORG, KENDAL —Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), Mahasiswa KKN-T UNDIP bersama tim berkesempatan untuk berkontribusi dalam memberdayakan UMKM di sektor pengolahan hasil laut.
Dengan tema besar “Pemberdayaan Kelompok Pengrajin Olahan Laut Guna Membentuk Produk Pesisir Berdaya Saing Tinggi”, fokus program ini adalah meningkatkan kapasitas dan kompetensi pekerja di sektor tersebut, agar dapat menghasilkan produk dengan standar yang lebih baik dan aman.
Mahasiswa KKN-T UNDIP menjalankan program khusus bertajuk “Penyuluhan K3 Terhadap Pekerja di Rumah Produksi di UMKM Srikandi Bahari”, yang berfokus pada pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan usaha rumahan.
UMKM Srikandi Bahari di Desa Gempolsewu merupakan pelaku usaha pengolahan hasil laut yang cukup berkembang. Namun, seperti kebanyakan usaha kecil menengah lainnya, aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sering kali belum menjadi prioritas utama.
Padahal, industri pengolahan hasil laut memerlukan perhatian khusus terhadap standar keselamatan, terutama karena lingkungan kerjanya yang melibatkan penggunaan alat-alat tajam, bahan kimia makanan, serta kondisi fisik yang berpotensi membahayakan kesehatan pekerja.
Dalam observasi awal kami, ditemukan bahwa banyak pekerja belum mendapatkan informasi dan edukasi yang cukup mengenai prosedur K3.
Sebagian besar belum memahami pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, masker, atau sepatu pelindung saat melakukan aktivitas produksi.
Kurangnya penerapan standar keselamatan ini tidak hanya meningkatkan risiko kecelakaan kerja, tetapi juga dapat memengaruhi produktivitas serta kualitas produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, penyuluhan K3 di UMKM Srikandi Bahari menjadi salah satu solusi strategis yang kami rancang untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja sekaligus mendukung keberlanjutan usaha.
Program penyuluhan ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip dasar K3 kepada para pekerja di rumah produksi UMKM Srikandi Bahari.
Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, kami melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 dalam konteks usaha pengolahan hasil laut.
Kami menjelaskan berbagai potensi bahaya yang ada di tempat kerja, seperti luka akibat penggunaan alat pengolah, bahaya bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi, hingga risiko gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kurangnya ventilasi di tempat kerja.
Tahap kedua adalah sosialisasi pentingnya penggunaan APD dan cara-cara mitigasi risiko kecelakaan. Dalam sesi ini, kami mempraktikkan secara langsung bagaimana cara menggunakan apar yang tepat ketika terjadi bencana kebakaran, cara mengoperasikan peralatan dengan aman, serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Melalui pendekatan yang lebih praktis, kami berharap para pekerja dapat langsung mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan.
Kami juga memberikan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan limbah produksi agar tidak hanya menjaga kesehatan para pekerja, tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan.
Limbah hasil pengolahan laut, seperti sisa ikan atau cairan dari proses produksi, harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Terakhir kami juga memberikan bantuan kepada umkm tersebut alat apar yang bisa digunakan ketika terjadi kebakaran dan membutuhkan alat pemadam api darurat.

Setelah pelaksanaan program, terjadi perubahan dalam cara kerja para pekerja di UMKM Srikandi Bahari. Para pekerja mulai disiplin dalam menggunakan APD, terutama saat menangani peralatan yang berpotensi berbahaya.
Selain itu, penerapan prosedur K3 yang lebih baik terbukti meningkatkan efisiensi kerja. Para pekerja merasa lebih aman dan nyaman, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih produktif.
Dampak lain dari program ini adalah meningkatnya kesadaran pengelola UMKM tentang pentingnya K3 dalam meningkatkan kualitas produk.
Dengan lingkungan kerja yang lebih aman, produk olahan laut yang dihasilkan menjadi lebih higienis, yang pada akhirnya dapat mendukung daya saing produk di pasar lokal maupun regional.
Produk yang dihasilkan dengan standar kebersihan dan keselamatan yang lebih baik tentunya akan lebih diminati oleh konsumen, sehingga ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya saing usaha.
Meski program ini berhasil meningkatkan kesadaran dan penerapan K3, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utamanya adalah keterbatasan alat pelindung diri.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan lebih lanjut, baik dari pihak pemerintah maupun sektor swasta, untuk memberikan bantuan alat dan fasilitas yang lebih baik.
Rekomendasi ke depan adalah melakukan pelatihan lanjutan yang lebih intensif dan terfokus pada manajemen risiko di tempat kerja.
Selain itu, pembinaan secara berkala terhadap UMKM yang terkait dengan aspek K3 akan sangat membantu dalam menjaga keberlanjutan program yang telah dilaksanakan.
Dengan demikian, upaya pemberdayaan kelompok pengrajin olahan laut seperti di UMKM Srikandi Bahari dapat terus berjalan dan berkembang menuju produksi yang lebih berdaya saing tinggi.
Program KKN dengan tema “Pemberdayaan Kelompok Pengrajin Olahan Laut Guna Membentuk Produk Pesisir Berdaya Saing Tinggi” telah berhasil dilaksanakan dengan baik di Desa Gempolsewu.
Melalui program kerja “Penyuluhan K3 Terhadap Pekerja di Rumah Produksi di UMKM Srikandi Bahari”, kami berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di kalangan pekerja dan pengelola UMKM.
Program ini tidak hanya mendukung peningkatan keselamatan kerja, tetapi juga membantu UMKM untuk lebih kompetitif di pasar dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Kami berharap, inisiatif ini dapat menjadi langkah awal dalam mendorong UMKM lokal untuk terus berkembang dan bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Penulis : Haidar Fathan Kurnia Ula (Teknik Perkapalan/ 21090121120001)
Dosen Pembimbing : Ir. Gentur Handoyo, M.Si
Lokasi KKN : Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.