JATENG.ORG, SUKOHARJO — Gagal ginjal merupakan penyakit yang dulu dianggap langka, kini menjadi ancaman nyata bagi masyarakat. Gaya hidup modern yang serba cepat dan kurang sehat menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya kasus penyakit mematikan ini. Mahasiswa keperawatan Universitas Diponegoro, Diana Alisa Putri mengupas tuntas bahaya gagal ginjal dalam penyuluhan yang digelar di rumah ketua Ibu KWT Desa Sugihan, Rabu (30/1/2025).
“Dulu, gagal ginjal identik dengan orang tua. Tapi sekarang banyak anak muda yang juga mengalaminya,” ujar Diana di hadapan peserta yang terdiri dari ibu-ibu. Ia menjelaskan bahwa pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter menjadi faktor risiko utama. “Minuman manis, makanan cepat saji, dan kebiasaan merokok adalah beberapa contoh gaya hidup yang bisa memicu kerusakan ginjal,” lanjutnya.
Diana juga menekankan pentingnya mengenali gejala awal gagal ginjal. “Sering merasa lelah, bengkak di kaki, perubahan frekuensi buang air kecil, dan mual adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai,” jelasnya. “Jika mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.”

Penyuluhan ini tidak hanya membahas tentang bahaya gagal ginjal, tetapi juga memberikan solusi pencegahan. Diana mengajak peserta untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. “Dengan menjaga kesehatan ginjal, kita bisa mencegah penyakit gagal ginjal yang bisa merenggut nyawa,” pungkasnya
Kegiatan penyuluhan ini merupakan bagian dari upaya Diana sebagai mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya gagal ginjal. “Saya berharap, dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat bisa lebih peduli terhadap kesehatan ginjal dan menerapkan gaya hidup sehat,” kata Diana. Ia juga berharap, kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk menekan angka kasus gagal ginjal di Indonesia.